Kepala BNPB Sebut Perubahan Iklim Jadi Faktor Terbesar Meningkatnya Bencana Alam di Indonesia

- Senin, 5 Juni 2023 | 09:37 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto sebut perubahan iklim jadi faktor tingginya bencana alam di indonesia (Istimewa)
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto sebut perubahan iklim jadi faktor tingginya bencana alam di indonesia (Istimewa)

AYOSURABAYA.COM - Indonesia telah mengalami kejadian bencana sebanyak 1.675, dalam kurun waktu lima bulan di awal tahun 2023.

Data tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto.

Suharyanto memberikan pernyataan tersebut saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) di Pondok Pesantren Alhamidiah, Depok.

"Didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 99,1 persen," kata Suharyanto dalam keterangannya, dikutip pada Senin (5 Juni 2023).

Baca Juga: INGAT! Utang BUMN Ternyata Bukan Beban Negara, Stafsus Menkeu Ungkapkan Hal Ini

Dari ribuan bencana yang telah terjadi, didominasi oleh bencana hidrometeorologi dan sisanya bencana geologi.

"Rinciannya, 92 persen adalah bencana hidrometeorologi basah dan 6,6 persen merupakan bencana hidrometeorologi kering, sisanya merupakan bencana geologi dan vulkanologi," jelasnya.

Kepala BNPB ini menyebut, perubahan iklim yang terjadi adalah faktor terbesar meningkatnya bencana alam di Indonesia.

"Perubahan iklim terbukti meningkatkan frekuensi kejadian bencana dengan sangat drastis dan lebih ekstrim," ujarnya.

Baca Juga: Dampak Buruk Fenomena Perigee Bulan Terhadap Kehidupan di Bumi

"Hal yang sama dengan data bencana di Indonesia, tren kenaikan jumlah kejadian bencana alam dalam mengalami kenaikan hingga 82 persen jika dilihat dari tahun 2010 hingga 2022," tuturnya.

Lebih lanjut, Suharyanto menjelaskan akar permasalahan dari meningkatnya bencana hidrometeorologi adalah urbanisasi.

"Untuk bencana hidrometeorologi basah, akar permasalahan adalah urbanisasi yang memberikan tekanan pada lingkungan di hilir, dan alih fungsi lahan, yang mengurangi kapasitas daya serap, baik karbon maupun air mulai dari hulu hingga hilir," pungkasnya.***

Editor: Mohammad Syahid Satria

Sumber: PMJ

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Permodalan dan ROE BRI: Landasan Kuat bagi Kesuksesan

Selasa, 19 September 2023 | 21:12 WIB

BRImo: Portal Mudah untuk Jadi Merchant BRI

Jumat, 15 September 2023 | 08:31 WIB

Transformasi BRI, Dampak Positif bagi Pertumbuhan Kinerja

Selasa, 12 September 2023 | 12:33 WIB

BRI Tekadkan Transformasi Budaya Kerja AKHLAK

Jumat, 8 September 2023 | 15:10 WIB

Terpopuler

X