Antisipasi Kebakaran dan Bencana, Lapas dan Rutan se-Jatim Serentak Gelar Simulasi

- Kamis, 16 September 2021 | 18:05 WIB
Simulasi dan pelatihan siaga bencana di Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) se-Jatim.
Simulasi dan pelatihan siaga bencana di Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) se-Jatim.

GENTENG, AYOSURABAYA.COM -- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Timur menggelar simulasi dan pelatihan di seluruh Rumah Tahanan (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) se-Jatim. Hal itu dilakukan setelah kebakaran yang melanda Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu (8/9/2021) lalu yang menewaskan 41 napi.

Selain mengantisipasi bencana kebakaran, Karutan Pacitan, Eko Ari Wibowo, mengatakan simulasi ini dilakukan untuk mengatasi banjir, gempa bumi, dan tsunami.

"Latar belakang kegiatan simulasi ini adalah prediksi BMKG di Pacitan akan terjadi gempa, disusul tsunami dengan ketinggian 28 meter," kata Eko, Kamis (16/9/2021).

Eko memastikan, kesiapsiagaan petugas dalam menghadapi ancaman bencana juga bersifat wajib. Sebab, keselamatan jiwa WBP jadi prioritas utama dalam keadaan darurat,

"Masing masing personel harus tahu siapa berbuat apa" ujarnya.

Sementara itu, Rutan Perempuan kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo juga melakukan hal tersebut. Dalam antisipasinya, petugas menggandeng Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya untuk melengkapi APAR di beberapa titik rawan.

Karutan Perempuan kelas 1 Surabaya, Amiek Diyah Ambarwati menyebutkan, ada 8 unit APAR jenis dry powder dan carbon dioxide yang ditempatkan di beberapa titik rawan. Seperti kantor teknis, area pintu utama (P2U), pos komandan jaga, dapur, bengkel kerja, sampai blok hunian.

"Tim damkar menyarankan agar kami menambah beberapa APAR dan langsung ditindaklanjuti. Kami juga berencana mengadakan pelatihan petugas, agar petugas kami punya pengalaman," ujarnya.

Sedangkan, Lapas kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo juga demikian. Bahkan, petugas melakukan serangkaian simulasi kebakaran bersama para WBP.

Simulasi dilakukan dengan membuat stop kontak kamar hunian seolah terbakar. WBP meneriaki dan petugas regu pengamanan membuka satu per satu kunci terali. Kepanikan, asap, hingga SDM sudah disetting sedemikian rupa menyerupai kejadian sesungguhnya.

Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas kelas 1 Surabaya, Gatot Harisaputro mengungkapkan, simulasi tersebut memakan waktu sekitar 1 jam. Simulasi dibuat semirip mungkin dengan kejadian aslinya.

Menurutnya, edukasi keadaan darurat sangat perlu dilakukan di lapas. Sehingga, warga binaan bisa memiliki pemahaman yang baik ketika situasi genting tiba-tiba terjadi.

"Simulasi tanggap darurat bencana, ini bagian dari latihan agar jika terjadi sesuatu, tidak kaget atau bingung," tuturnya.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Krismono menekankan kewaspadaan petugasnya dalam kondisi apapun. Petugas juga harus memiliki kemampuan yang sama dalam penanganan bencana. Sehingga, pelatihan teknis penanganan bencana di sana tak sia-sia.

Halaman:

Editor: Andres Fatubun

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X