Jatim Dapat Alokasi 360 Ribu Vaksin PMK, Bakal Disuntikkan untuk Hewan Kurban yang Sehat

- Sabtu, 25 Juni 2022 | 16:46 WIB
Ilustrasi sapi  (pixabay/NickyPe)
Ilustrasi sapi (pixabay/NickyPe)

KETINTANG,AYOSURABAYA.COM– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mendapat alokasi sebanyak 360 ribu dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Pemerintah Pusat. Rencananya  vaksin tersebut akan digunakan untuk memvaksin hewan kurban yang masih sehat.

Kepala Pusat Veteriner Farma (Pusvetma), Edy Budi Susila mengatakan, menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, vaksin yang diterima akan diberikan kepada sapi yang sehat. Artinya, hewan-hewan ternak yang akan digunakan untuk kurban akan divaksin terlebih dulu.

“Vaksin ini diberikan secara gratis. Kalau ada yang memberikan obat tradisional, saya kurang begitu paham. Hanya saja, logikanya obat tradisional ini kan bisa meningkatkan daya tahan tubuh, kalau daya tahan tubuh meningkat pasti akan sembuh," ujarnya sebagaimana dilansir Republika.co.id.

Baca Juga: Masih Berkompetisi di Piala Presiden, RANS Nusantara FC Pastikan Semua Skuad Ikut Trofeo di Malang

Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat mendatangkan 3 juta dosis vaksin untuk penanganan PMK di Tanah Air. Dimana saat ini baru datang 800 ribu dosis dan Provinsi Jatim mendapatkan jatah vaksin paling banyak dari pemerintah pusat dibanding daerah lainnya. 

"Jatim ini mendapatkan 360 ribu dosis. Ada mekanisme distribusi vaksin ini, yakni Dinas Peternakan Jatim ke Dinas Peternakan kabupaten/ kota,” kata Edy.

Terkait distribusi ke daerah-daerah, Edy mengingatkan, vaksin yang diterima harus selalu disimpan melalui rantai dingin dengan suhu 2 hingga 8 derajat. 

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Agatha Retnosari mengaku kurang lega dengan alokasi vaksin yang diterima Jatim, yang hanya 360 ribu dosis. Hanya saja, kata dia, untuk mendatangkan vaksin impor ini juga tidak bisa langsung. 

Baca Juga: Dalami Penyelidikan Sembari Tunggu Hasil Autopsi, Polresta Mojokerto Periksa Sejumlah Saksi

“Dan untuk vaksin mandiri ini prosesnya juga lama dan tidak bisa dimajukan,” ujarnya.

Agatha mendesak Pemerintah Jawa Timur segera mengeluarkan dana darurat atau belanja tidak terduga (BTT). Dana tersebut menurutnya harus segera cair untuk membantu para peternak. Selain itu, harus ada edukasi terhadap para peternak terkait vaksinasi.

"Nah inilah yang membuat peternak enggan karena berpengaruh terhadap harga jual. Karena biasanya sapi yang ditindik itu kan identik dengan sapi bantuan, nah inilah yang harus kita edukasi,” ujarnya.***

Editor: Wijayanti Putrisejati

Sumber: Republika.co.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X