Gawat! LPG Non Subsidi Bakal Dinaikkan Harganya, Masyarakat Diprediksi akan Beralih Ke LPG 3 Kg

- Selasa, 12 Juli 2022 | 17:15 WIB
ilustrasi Gawat! LPG Non Subsidi Bakal Dinaikkan Harganya, Masyarakat Diprediksi akan Beralih Ke LPG 3 Kg. (Unsplash.com - Mufid Majnun)
ilustrasi Gawat! LPG Non Subsidi Bakal Dinaikkan Harganya, Masyarakat Diprediksi akan Beralih Ke LPG 3 Kg. (Unsplash.com - Mufid Majnun)

AYOSURABAYA.COM - LPG non subsidi dikabarkan akan dinaikkan harganya oleh pemerintah Indonesia terhitung sejak 10 Juli 2022.

Efek harga LPG non subsidi yang dinaikkan ini sebenarnya dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Kenaikan harga LPG non subsidi ini untuk tipe tabung LPG 5,5 kg serta LPG 12 kg.

Baca Juga: Pacu Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi Berikan Bansos Guna Menjaga Daya Beli Masyarakat di Subang Jawa Barat

Dilansir Suara.com--jaringan AyoSurabaya.com pada Selasa, 12 Juli 2022, Setelah dinaikkan harganya, harga LPG non-subsidi untuk ukuran 5,5 kg kini dibanderol Rp100.000 – Rp127.000.

Kemudian, untuk tabung LPG ukuran 12 kg harganya menjadi Rp213.000 – Rp270.000.
Namun, kenaikan ini tidak berlaku pada LPG-3-Kg">LPG 3 Kg atau LPG melon. harga LPG melon masih tetap di kisaran Rp17.500.

Dampak LPG non-subsidi naik yang paling logis adalah akan lebih banyak kalangan masyarakat yang beralih dari LPG non-subsidi menuju LPG subsidi meskipun dua jenis LPG ini memiliki sasaran konsumen yang berbeda.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pantau Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Subang untuk Pastikan Ketersediaan Pangan

Sasaran konsumen LPG non-subsidi adalah kalangan menengah ke atas, sementara LPG subsidi lebih banyak diperuntukkan bagi masyarakat kelas bawah. Namun, sasaran konsumen ini bisa saja berubah mengingat kini harga LPG makin mahal.

Dampak lainnya adalah maraknya perilaku kriminal untuk mengoplos LPG non-subsidi dengan bahan lainnya. Jika hal ini terjadi, maka sangat mungkin keselamatan pengguna yang akan menjadi taruhannya.

Namun demikian, kenaikan harga LPG non-subsidi diprediksi tidak akan mempengaruhi inflasi secara signifikan.

Baca Juga: Rusia Salahkan Ukraina Atas Jatuhnya Korban Jiwa selama Invasi Militer di Kherson

Terpisah, manajemen Pertamina melalui anak perusahaan Pertamina Patra Niaga menyebutkan harga LPG non-subsidi harus naik karena alasan kenaikan harga minyak Indonesia atau Indonesia crude price (ICP).

Per juni 2022 ICP dibanderol USD 117,62 atau naik lebih dari 30% dibandingkan tahun lalu. Kemudian harga LPG menurut Contract Price Aramco (CPA) seharusnya berada di angka 725 metrik ton atau 13% lebih tinggi ketimbang harga rata-ratanya tahun lalu.

Halaman:

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Terkini

SIM Keliling Badung Bali, Rabu 28 Desember 2022

Rabu, 28 Desember 2022 | 06:39 WIB

Nataru, Penumpang Pesawat Meningkat 43%

Selasa, 27 Desember 2022 | 08:59 WIB

H-2 Nataru, 965.760 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Sabtu, 24 Desember 2022 | 15:03 WIB
X