AYOSURABAYA.COM - Federasi sepak bola dunia, FIFA, turut berduka karena Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan nyawa dalam dua hari ini, Sabtu-Minggu, (1-2 Oktober 2022).
Menurut data terbaru, korban usai pertandingan Arema vs Persebaya dalam lanjutan BRI Liga 1 tersebut, kekinian tercatat mencapai 205 orang.
Presiden FIFA, Gianni Infantino mentakan bahwa dunia sepak bola shock dengan kabar yang terjadi di Indonesia.
“Dunia sepak bola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Gianni, lewat keterangan tertulisnya.
Baca Juga: Update Korban Arema vs Persebaya, Tragedi Kanjuruhan Makan 205 Nyawa
Dia mengatakan tragedi Kanjuruhan sangat memilukan. Karena itu, belasungkawa untuk para korban dan keluarganya yang merasakan kesedihan.
“Ini adalah hari yang gelap. Untuk semua yang terlibat dalam sepak bola dan tragedi di luar pemahaman," kata dia.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini," lanjutnya.
“Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang terluka, bersama dengan rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Asosiasi Sepak Bola Indonesia, dan Sepak Bola Indonesia. Liga, pada saat yang sulit ini,” pungkasnya.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Insiden Sepak Bola Paling Berdarah Abad 21, Para Raksasa Eropa Prihatin
Diduga salahi protokol
Hingga kini, FIFA belum menyatakan sikapnya terkait tragedi sepak bola paling berdarah setelah di tragedi di Peru pada 1964.
Tragedi Peru sendiri memakan korban hingga 328 jiwa. Penyebabnya, karena gas air mata. Ini pula yang melahirkan aturan FIFA agar para aparat yang menjaga pertandingan tidak membawa dan menggunakan senjata termasuk gas pembubar massal.
Sayang, pada pertandingan Arema vs Persebaya, kerusuhan yang terjadi ditimpali dengan pelemparan gas air mata. Selain ke arah lapangan, juga ke tribun penonton.
Artikel Terkait
Terbelakang, Tragedi Gas Air Mata di Peru 1964 Diulang Indonesia di Kanjuruhan
Buntut Tragedi Kanjuruhan, Status Tuan Rumah Arema FC Hilang di Sisa Liga 1
Jokowi Minta Liga 1 Distop Sementara, Sekedar Evaluasi Cukup?
Kanjuruhan Berdarah: Alasan Aparat Diduga Lakukan Tindakan Ilegal pada Laga Arema vs Persebaya
5 Dampak Tragedi Kanjuruhan: Absen Laga FIFA, Timnas Indonesia Gagal Main, Piala Dunia Gagal Digelar
Banyak Anak Meninggal di Tragedi Kanjuruhan, Netizen: Pembunuhan Keji dan Tidak Becus
Membandingkan Aksi Turun Lapangan Suporter Laga Arema vs Eropa, Kenapa di Sini Tumbangkan Nyawa?