Twitter Diduga Jadi Alat Propaganda China Usai Dibeli Elon Musk, Benarkah?

- Jumat, 13 Januari 2023 | 19:30 WIB
Elon Musk memimpin Twitter.  (AFP)
Elon Musk memimpin Twitter. (AFP)

AYOSURABAYA.COM - Seorang Senator senior dari Virginia, Mark Warner menjelaskan kekhawatirannya terkait aplikasi Twiiter yang bisa dijadikan alat propaganda China.

Dugaan Twitter bisa menjadi alat propaganda China itu, lantaran Elon Musk memiliki keterikatan kuat dengan negara tersebut.

Menurut Warner, sumber kekayaan utama Elon Musk adalah Tesla. Tesla sangat bergantung pada Partai Komunis China untuk mendapatkan baterai sebagai sumber utama mobil listrik Tesla.

Baca Juga: Keracunan! Satu Keluarga di Bekasi Ditemukan Tergeletak dengan Mulut Berbusa, Hingga Meninggal Dunia

Bahkan jika mengamati cuitan Twitter Elon Musk tentang infrastruktur kenadaraan listrik di China semuanya positif. Dan komentar yang dia buat tentang infrastruktur di Eropa atau Amerika umumnya negatif.

"Saya khawatir dia menggunakan ini sebagai platform untuk mempromosikan ide-ide tersebut (komunis)," ujar Warner, dikutip dari TechCrunch, Jumat, 13 Januari 2023.

"Saya Khawatir jika tiba-tiba Twitter melarang komentar negatif tentang Partai Komunis di Tiongkok," tambah Warner.

Diketahui Elon Musk telah menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 682,6 triliun, pada akhir 2022 lalu.

Baca Juga: Diberondong 67 Pertanyaan di Polda Jatim, Venna Melinda Alami KDRT dari Ferry Irawan Sejak Tiga Bulan Terakhir

Musk mengatakan terkait minatnya pada Twitter bukanlah tentang menghasilkan uang. Dirinya mengklaim membeli platform media sosial berlogo burung berkicau tersebut untuk membantu umat manusia dan ingin peradaban memiliki kota digital yang sama.

Demikian informasi yang bisa disampaikan dari luar negeri seperti dilansir Suara--media jejaring AyoSurabaya.com. ***

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X