Contoh Khutbah Jumat Singkat dan Menyentuh Hati Tentang Malam Nisfu Syaban yang Tidak Boleh Terlewatkan

- Selasa, 7 Maret 2023 | 16:28 WIB
Ilustrasi masjid saat menjelang malam Nisfu Syaban. (pexels.com/Pok Rie)
Ilustrasi masjid saat menjelang malam Nisfu Syaban. (pexels.com/Pok Rie)

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Singkat Edisi Maret 2023 Tentang 3 Ciri Orang yang Dicintai Allah SWT

Syukur menjadi bentuk nyata kita tahu diri dan tahun berterima kasih kita kepada Allah sekaligus menyadari bahwa kita adalah seorang makhluk yang diciptakan oleh Sang khalik Allah swt.

Kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk lemah dan bukan siapa-siapa tanpa pertolongan dan perlindungan Allah swt. Yang menjadikan kita siapa-siapa dan memiliki status kemuliaan lebih dari yang lain di sisi Allah adalah ketakwaan kita.

Oleh sebab itu kita harus terus berpacu meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dengan takwa, kita dapat memperbaiki hubungan dengan Allah swt dan juga dengan sesama manusia.

Takwa adalah kunci untuk mendapatkan ampunan Allah dan juga surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Takwa mampu menjadi pemicu peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah kita sebagai tugas utama kita di dunia ini.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS Ad-Dzariyat: 56)

Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah dilakukan bisa dilakukan maksimal dengan memanfaatkan momentum-momentum istimewa yang ada di setiap waktu dalam perjalanan hidup kita.

Di antaranya adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu spesial dan penuh keberkahan seperti yang ada pada bulan Sya’ban ini yakni Nisfu Sya’ban.

Oleh karena itu, jamaah Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kita semua untuk menjadikan Nisfu Sya’ban sebagai momentum peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah karena Nisfu Sya’ban adalah waktu yang istimewa.

Keistimewaan ini banyak disebutkan dalam hadits Rasulullah saw di antaranya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطَّلِعَ الْفَجْرَ

Artinya: "Ketika malam Nisfu Sya'ban tiba, maka beribadahlah di malam harinya dan puasalah di siang harinya. Sebab, sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Dia berfirman, 'Ingatlah orang yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku ampuni, ingatlah orang yang meminta rezeki kepada-Ku maka Aku beri rezeki, ingatlah orang yang meminta kesehatan kepada-Ku maka Aku beri kesehatan, ingatlah begini, ingatlah begini, hingga fajar tiba.'”

Halaman:

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X