Sebentar Lagi Ramadhan! Begini Cara Persiapkan Diri Sambut Bulan Puasa Menurut Gus Baha

- Senin, 13 Maret 2023 | 19:47 WIB
Ilustrasi Gus Baha saat dalam suatu majlis pengajian (Sumber : tangkapan layar YouTube)
Ilustrasi Gus Baha saat dalam suatu majlis pengajian (Sumber : tangkapan layar YouTube)

AYOSURABAYA.COM -- Bulan Suci Ramadhan tinggal hitungan hari, setiap umat Islam pastinya menunggu bulan penuh berkah ini.

Ramadan sendiri merupakan bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, dan pintu surga juga dibuka lebar pada bulan ini, sedangkan pintu neraka akan ditutup rapat" serta setan akan dikerangkeng.

Pada bulan ini juga, umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim.

Baca Juga: 2 Amalan yang Perlu Dijaga Selepas Sholat, Ternyata Miliki Manfaat Dahsyat Kata Ustadz Syekh Ali Jaber

Dalam menyambut bulan Ramadhan juga dilakukan berbagai umat muslim, mulai dari mempersiapkan lahir hingga batin, menyambut bulan penuh berkah ini.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa mempersiapkan diri memasuki bulan Ramadhan salah satunya adalah dengan mendalami kajian literatur dari para ulama terdahulu.

“Di antara ijazah dari Mbah Maimoen Zubair juga ijazah bapak, ngendika (mengatakan) 'Ihdinas shiratal mustaqim. Shirātal ladzīna an‘amta ‘alaihim ghairil maghdhūbi alaihim wa lad dhāllīn.' Jadi, kita tidak bisa shaleh tanpa meniru orang terdahulu. Kita tidak bisa baik tanpa meniru orang terdahulu, ” ungkap Gus Baha dalam tayangan video “Menyambut Ramadhan Bersama Gus Baha”.

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Puasa Nisfu Syahban 2023, Cek Jadwal Pelaksanaannya!

Karena dalam ayat tersebut, lanjut Gus Baha, Allah tidak hanya berfirman ihdinasirotol mustaqim atau “Tunjukan kami jalan yang lurus” semata.

Tetapi, Allah juga berfirman bahwa jalan yang benar yakni jalan mereka yang telah Allah beri nikmat. “Jadi, Allah menghendaki ini, ada masternya,” ujarnya.

Dalam tradisi pesantren, Gus Baha menjelaskan bahwa untuk mendalami literatur ulama terdahulu ada tradisi yang namanya pasaran.

Baca Juga: Ternyata Ini Satu Amalan yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syaban

Di mana, seluruh civitas pesantren akan mengaji kitab dengan intesitas lebih banyak dibanding bulan-bulan selain Ramadhan.

“Kalau tradisi di kami, di pesantren, misalnya satu kiai ngajar 2-3 kitab setelah shalat fardu. Bisanya kalau Ramadhan ini full. Karena ini untuk melengkapi orang Indonesia dapat berkahnya Ramadhan, kalau kita belajar kitab atau membacakan kitab ke masyarakat supaya tau caranya niatnya orang dulu ketika puasa atau cara pandang orang dulu tentang puasa,” jabarnya.

Halaman:

Editor: Hanny Suwindari

Sumber: NU Online

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X