Seputar Vaksin Covid-19: Benarkah Terbuat dari Babi dan Bisa Dibuat dalam Waktu Singkat?

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 11:02 WIB
Ilustrasi--Uang (Pixabay)
Ilustrasi--Uang (Pixabay)

JAKARTA, AYOSURABAYA.COM -- Dokter Penyakit Dalam Rumah Sakit Menteng Mitra Afia, Dirga Sakti Rambe, menjelaskan beberapa informasi yang kurang tepat terkait vaksin. Sebagaimana diketahui, saat ini Pemerintah Indonesia berencana akan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat yang ada di garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Dilansir dari Ayojakarta.com, pembahasan tentang vaksin seiring berjalannya dengan program vaksinasi tersebut menimbulkan beberapa informasi kurang tepat dan pertanyaan terkait vaksin itu sendiri. Seperti halnya informasi yang beredar bahwa vaksin mengandung babi.

Lantas, apakah benar vaksin mengandung babi? Dirga menjelaskan bahwa beberapa jenis atau merk vaksin memang pada proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim yang bersumber dari babi.

AYO BACA : DPRD Sebut Sejumlah Proyek Pemkot Era Wali Kota Risma Mangkrak

Namun, kata dia, setelah di proses, calon vaksin tersebut telah mengalami pencucian dan penyaringan hingga milyaran kali, dimana pada produk akhir vaksin sudah tidak lagi mengandung babi.

“Bapak dan ibu tidak perlu khawatir. Semua vaksin yang pada proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim babi, itu tertulis jelas pada kemasannya,” tegas Dirga dalam pemaparannya di akun YouTube FMB9_ID, Jumat (23/10/2020).

Lalu, bagaimana vaksin dibuat? Dirga menuturkan, untuk membuat suatu vaksin baru dibutuhkan proses dan tahapan yang panjang. Hal ini karena untuk mamastikan vaksin benar-benar aman dan efektif.

AYO BACA : Menaker: UMP dan UMK Tetap Dipertahankan di UU Cipta Kerja

“Setelah kita menetapkan ingin membuat atau mengembangkan suatu jenis vaksin baru, maka akan di uji coba dahulu pada binatang percobaan. Bila pada binatang terbukti aman dan efektif, maka akan mulai dicobakan kepada manusia. Ini disebut sebagai tahapan uji klinis,” jelasnya.

Tahapan uji klinis juga memakan waktu yang tidak singkat, karena terdapat uji klinis tahap 1, 2, dan 3 dengan melibatkan 1.000 orang relawan manusia.

Selanjutnya, apakah mungkin membuat vaksin dengan waktu yang relatif singkat? Pada situasi tertentu terlebih saat pandemi Covid-19, kata Dirga, perlu dilakukan upaya-upaya agar pengembangan vaksin menjadi lebih cepat, tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan efektivitas.

Bagaimana vaksin dapat bekerja? Menurut penjelasan Dirga, saat vaksin disuntikkan atau diteteskan di tubuh manusia, maka vaksin akan merangsang sel-sel imunitas manusia.

“Ada leukosit, ada limfosit. Untuk merangsang pembentukan antibodi yang diibaratkan seperti pasukan yang kelak bila kita terpapar virus, bakteri, atau jamur, maka sudah memiliki kesiapan untuk melawan penyakit tersebut,” ujar dia.

AYO BACA : Cegah Covid-19 dengan Konsumsi Kunyit! Perhatikan Khasiat dan Cara Mengolahnya

Editor: Rizma Riyandi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X