SUKOLILO, AYOSURABAYA.COM -- Pandemi Covid-19 tak melulu membuat orang merana dengan keadaan. Justru bagi sebagian orang, pandemi melahirkan inovasi.
Salah satunya adalah mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bernama Sanusi ini. Ia justru menciptakan sebuah sepeda yang berbeda dari yang lain.
Sanusi mengatakan, sepeda buatannya mempunyai fungsi yang unik, yakni bisa membersihkan sampah botol plastik.
Terobosan itu tercetus dari usai mengetahui kebiasaan masyarakat selama pagebluk yang kerap gowes. Lantas, ia mulai memikirkan kecenderungan itu akan lebih bermanfaat bagi publik apabila ada hal unik yang bisa dilakukan sekaligus.
Baca juga
- 7 Hasil Pertandingan Liga Utama Inggris Sabtu Malam, Liverpool Semakin Ganas
- Siang Terik Ini Enaknya Minum Air Kelapa Muda, Simak 6 Manfaatnya untuk Kesehatan
- 3 Tips Memilih Susu bagi Penderita Diabetes
"Orang-orang bersepeda waktu pandemi Covid-19, lalu punya ide buat sepeda yang berfungsi membersihkan sampah," kata Sanusi, Minggu (19/9/2021).
Mahasiswa Jurusan Teknologi Manufaktur Untag Surabaya itu lantas menjuluki sepedanya dengan istilah Sapu Sampah. Sesuai dengan fungsinya, sepeda tersebut berwujud seperti becak. Pada sisi bawah, Sanusi menancapkan 15 buah ujung sapu. Seluruhnya diletakkan pada sisi belakang dan depan sepeda.
Bagaimana cara pengoperasionalannya?
"Cara kerjanya hampir sama seperti Becak Gowes. Supaya bisa masuk bagian tengah dan didorong ke belakang, lalu masuk ke bagian tempat penampungan, sapu depan menyapu sampah yang di sampingnya," ujarnya.
Selama membuat Sepeda Sapu Sampah, Sanusi mengaku tak mengalami kendala yang berarti. Sebab, bahan-bahan yang digunakan untuk merangkainya hanya mengenakan sepeda bekas yang dimodifikasi. Pun dengan durasi penyelesaian proyeknya, analisa fungsi hingga desain hanya sekitar setengah tahun saja.
"Kesulitannya, menganalisa sapu ini bisa bekerja mengambil botol plastik sambil mengayuh sepeda saat berbelok," tuturnya.
Sementara itu, Dosen Pembimbing sekaligus Kaprodi Teknologi Manufaktur Untag Surabaya, Yusuf Eko Nurcahyo mengamini hal itu. Menurutnya, pembuatan Sepeda Sapu Angin menghabiskan biaya hingga Rp 3 juta.
Rencananya, ia hendak mengembangkannya supaya dapat digunakan di lingkungan pedesaan dan kampus. Dengan begitu, tugas para pembersih sampah di jalanan bisa lebih ringan.