Ternyata Beras dari BPNT yang Diterima Warga di Mojokerto Berkutu dan Tidak Layak untuk Dikonsumsi

- Senin, 22 Agustus 2022 | 17:20 WIB
Kondisi beras BPNT remuk dan berkutu yang diterima KPM di Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. (SuaraJatim/Zen Arivin)
Kondisi beras BPNT remuk dan berkutu yang diterima KPM di Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. (SuaraJatim/Zen Arivin)

AYOSURABAYA.COM - Beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masuk dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto mengeluhkan beras yang mereka terima.

Pasalnya, beras yang diterima dari BPNT tersebut, berkualitas buruk. Bahkan, beras yang diterima beberapa warga di Mojokerto itu berkutu, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

Seperti yang disampaikan warga KPM asal Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi berinisial L. Kualitas beras yang diterimanya sangat buruk dan tak laik konsumsi. Sebab, beras sebanyak 30 Kilogram (Kg) yang dicairkan dari Agen BPNT itu, sekitar 70 persen menir.

Baca Juga: Cara Membuat Kata Sandi Kuat untuk Hindari Pencurian Data Pribadi di Medsos

"Berasnya remek (remuk), baunya juga apek. Sampai sekarang belum dimasak," kata Li saat ditemui di rumahnya, seperti dilansir SuaraJatim--laman jejaring AyoSurabaya.com pada Senin, 22 Agustus 2022.

Pria berusia 37 tahun ini menuturkan, beras bantuan itu dicairkan melalui Agen BPNT di Desa Mojokumpul, pada Minggu, 21 Agustus kemarin. Dari besaran bantuan Rp 400 ribu, ia mendapatkan 30 Kg beras, 2 Kg telur serta beberapa bahan pangan lainnya.

"Berasnya itu 1 sak isi 25 Kg dan 5 Kg ditaruh di kresek (plastik). Katanya harga perkilonya Rp 10.000. Kondisinya ya kayak gitu, remek," ungkap Li sembari menunjukan kualitas beras yang diterima.

Baca Juga: Bacaan Surat Al Kafirun dari Ayat 1-6 Lengkap dalam Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

Berdasarkan pantauan Suara.com di lapangan, Li menerima beras BPNT dalam dua kemasan. Sebanyak 25 Kg dikemas dalam sak dengan merek Raja Lele. Sedangkan sebanyak 5 Kg dikemas dalam kantung plastik putih.

Tak hanya remuk, namun beras yang diterima Li juga dipenuhi kutu. Meski berwarna putih, namun kondisi beras juga kotor, jauh dari standar kualitas yang ditetapkan pemerintah meski dengan harga standard di pasaran.

Tak hanya Li, beras dengan kualitas buruk juga diterima oleh KPM lain berinisial A warga Desa Mojodadi. Sang anak yang berinisial D mengatakan, beras BPNT yang diterima kualitasnya jelek dan patah-patah.

Baca Juga: Pesisir Indonesia Diguncang Gempa M 5,8 dan M 4,4

"Berasnya apek, g enak di masak. Kalau di masak, besok pagi gitu warnanya berubah kuning. Kemarin beli berasnya harga Rp 10.000. Sebenarnya ada yang harga Rp 10.500 tapi kemarin habis," ucap wanita berusia 25 tahun itu.

Wanita berkulit kuning langsat ini menuturkan, jika dilihat dari kualitas yang diterima, harga beras tersebut harusnya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang dibanderol di Agen BPNT.

Halaman:

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X