BUBUTAN, AYOSURABAYA.COM -- Per Kamis, 30 September 2021, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSLI Surabaya dinyatakan nol alias sudah tidak ada.
Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) RSLI Surabaya, Radian Jadid, membenarkan hal itu. Ia mengatakan, siang ini pasien Covid-19 yang terakhir dirawat sudah sembuh.
"Ya (Zero Covid-19) hari ini, hasil swab negatif," kata Jadid kepada AyoSurabaya.com, Kamis (30/9/2021).
Baca juga
- Pelawak Tukul Arwana Masih di ICU, Uang Pekerjaan Dikembalikan
- Pelawak Qomar Menderita Kanker Usus Stadium 4C, Rutin Kemoterapi
- Atta Halilintar Kaget Dengar Gaji Pro Player Rp1 Miliar, E-Sports Menggiurkan
Jadid menjelaskan, pemulangan pasien Covid-19 terakhir di RSLI Surabaya telah melewati serangkaian tes kesehatan. Mulai dari Swab Test, RT-PCR, dan perawatan intensif sedari awal masuk.
Pasien Covid-19 terakhir yang dipulangkan kali ini berasal dari umum atau mandiri. Ia berinisial WNP.
WNP mengaku senang bisa segera bertemu keluarga. Sebab, ia mengaku sudah lebih hampir sepekan menjalani perawatan di RSLI sejak Jumat (24/9/2021) lalu. Kala itu, ia mengaku tubuhnya panas dan dinyatakan positif dalam Swab Test PCR.
Sanak saudara dan para rekannya lantas merekomendasikannya untuk segera dirawat. Kemudian, ia mendaftar sebagai pasien tunggu di RSLI Surabaya.
Meski sudah diwisuda, ia mengaku bingung dan dilanda perasaan senang bercampur sedih. Sebab, seluruh rekannya di RSLI Surabaya sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang terlebih dulu pada Rabu (29/9/2021) kemarin. Tapi, kesedihannya perlahan sirna usai mengetahui hasil swab test PCR negatif atau non-Covid-19 .
"Alhamdulillah, saya sudah bisa pulang. Sudah di swab PCR kemarin dan hasilnya negatif, bisa segera pulang," tutur wanita berusia 29 tahun asal Purwokerto itu.
Sementara itu, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSLI Surabaya, dr. Nevy Shinta Damayanti, Sp.P memastikan, para punggawa RSLI tetap beraktivitas seperti biasa. Para nakes, perawat, dan petugas kebersihan hendak membenahi segala kegiatan dan melakukan evaluasi. Mengingat, jumlah pasien pernah lebih dari 10.000 orang.
"Perawat, dokter, hingga administrasi akan kembali lagi me-refresh keilmuan, sebagai langkah peningkatan kapasitas sekaligus bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapai perkembangan dan tantangan ke depan," tutup dokter spesialis paru itu.