Peringati Hari Guru Sedunia, Ini Profil Guru asal Surabaya yang Berkiprah di Olimpiade Tokyo

- Selasa, 5 Oktober 2021 | 14:57 WIB
Qomarul Lailah. Dia adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya, yang menjadi salah satu wasit badminton di Olimpiade Tokyo 2020. (@nadiemmakarim/Instagram )
Qomarul Lailah. Dia adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya, yang menjadi salah satu wasit badminton di Olimpiade Tokyo 2020. (@nadiemmakarim/Instagram )

SURABAYA, AYOSURABAYA.COM -- Tanggal 5 Oktober merupakan peringatan Hari Guru Sedunia.

Peringatan Hari Guru Sedunia ini sudah dimulai sejak tahun 1966.

Hari Guru Sedunia diselenggarakan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO, bekerja sama dengan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), UNICEF, dan Education International (EI).

Hari Guru Sedunia dibuat untuk mengapresiasi peran guru dalam memajukan pendidikan di seluruh dunia.

Baca Juga: 2 Hal yang Membuat Whatsapp Kamu Diblokir, Begini Cara Beralih ke WA yang Resmi

Salah satu guru yang menorekan prestasi emas Indonesia di kancah dunia adalah Qomarul Lailah. Dia adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya, yang menjadi salah satu wasit badminton di Olimpiade Tokyo 2020.

Perempuan yang akrab disapa Lia itu berharap, prestasi yang diraihnya bisa menjadi semangat bagi generasi penerus bangsa, khususnya anak-anak Surabaya.

"Agar semakin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya," ujar Lia melalui siaran tertulis, Senin (9/8/2021).

Lia menceritakan pengalamannya saat kali pertama menjadi wasit. Ibu dua anak ini mengaku awalnya tidak tertarik menjadi wasit lantaran tak memahami olahraga badminton. Akan tetapi, setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia menjadi tertarik untuk mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi.

Baca Juga: Cara Instal Windows 11, Diluncurkan Microsoft Hari Ini

Hasilnya, Lia dinyatakan lulus. Kelulusaan itu tak lantas membawanya begitu saja menjadi wasit profesional. Lia kerap diteriaki para pemain lantaran dianggap tidak adil. Namun, itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus belajar.

"Ada yang bilang ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi. Lalu dengan tetap optimis saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Dan buku itu memang segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris,” ujarnya.

Perempuan kelahiran Surabaya 24 September 1977 itu pun mengaku terus berjuang mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang. Seiring perjalannya, Lia semakin melejit dalam dunia perwasitan. Namun, dia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris.

Baca Juga: Partai Buruh Akan Meriahkan Pemilu 2024

Halaman:

Editor: Andres Fatubun

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kongres PWI di Bandung Hasilkan Poin-poin Ini

Rabu, 27 September 2023 | 11:15 WIB

Jokowi Minta PWI Tetap Jaga Profesionalisme

Senin, 25 September 2023 | 17:12 WIB

4 Tips Memasang Lampu LED Buat Akuarium

Rabu, 16 Agustus 2023 | 12:03 WIB

BUMN Gelar Pasar Murah di Tugu Pahlawan Surabaya

Minggu, 13 Agustus 2023 | 21:35 WIB
X