WONOKROMO, AYOSURABAYA.COM -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, musim hujan akan datang lebih awal di tahun 2021 ini. Dalam masa peralihan musim kemarau menuju musim penghujan, kerap diiringi dengan beberapa gejala alam, termasuk bencana hidrometereologi.
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengamini hal tersebut. Ia menyatakan, potensi bencana alam di wilayah setempat mencapai 80%.
Maka dari itu, ia mengajak warga Jatim untuk melakukan mitigasi bencana untuk mengantisipasinya. Dengan begitu, masyarakat bisa meminimalisasi bahkan mencegah dampak yang ditimbulkan.
Baca Juga: Rekomendasi Film Semi Jepang, Cocok Buat Suami Istri
"80% wilayah Jatim berpotensi terjadi bencana alam," kata Khofifah, Senin (25/10/2021).
Khofifah menjelaskan, setiap bencana alam berpotensi terhadap bertambahnya jumlah kemiskinan. Bahkan bisa sampai di atas 50%.
Menurutnya, bulan depan sudah memasuki musim hujan, sesuai prediksi dari BMKG, yakni puncak hujan Jatim terjadi sekitar November sampai hingga Februari 2022. Tentunya, peralihan musim kemarau ke hujan itu memantik bencana hidrometeorologi. Tak jarang, beragam infrastruktur rumah rusak lantaran tersapu angin puting beliung.
Khofifah menilai, bencana hidrometeorologi kerap datang bersamaan ketika cuaca ekstrem. Terutama, denhan kapasitas air yang sangat tinggi dan berakibat pada longsor.
Baca Juga: Rekomendasi Film Semi Korea, Tak Kalah dengan Film Jepang
Artikel Terkait
Cara Menakar Pola dan Gaya Hidup Sehat Sejak Dini
Link Download Aplikasi Tempo Pengantin dan Cara Edit Foto Pengantin TikTok
Cara Download Lagu MP3 dengan Kualitas Terbaik
Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Lewat Hp
Cara Daftar BSU BPJS Ketenagakerjaan 2021